Ciri-ciri
tumbuhan berkeping dua adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri tumbuhan dikotil atau berkeping dua, selain dapat dilihat
dari jumlah keping bijinya juga dapat dilihat dari bentuk, akar, daun, dan bunganya. Dari segi akar,
tumbuhan dikotil mempunyai akar tunggang. Pada akar ini terdapat kambium,
sehingga dapat berkembang biak menjadi besar. Dari segi batang, tumbuhan
dikotil memiliki kambium. Kambium ini terletak secara teratur di antara dua
jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem. Kegiatan kambium mengarah pada
pembentukan jaringan baru secara melintang sehingga menyebabkan diameter batang
membesar.
Bentuk daun tumbuhan dikotil beraneka ragam.
Biasanya, panjang daunnya hampir sama dengan lebar daunnya. Tulang daunnya ada
yang menyirip dan ada pula yang menjari. Daunnya terletak pada batang atau
cabang yang tersebar berhadap-hadapan atau berkarang. Bagian-bagian bunga pada
tumbuhan dikotil terdiri dari kelopak, mahkota, putik, dan benang sari. Biasanya
kelopak, kelopak, mahkota, dan benang sari berjumlah 2, 4, 5, atau
kelipatannya, sedangkan putiknya hanya satu.
Suku-suku
berikut jenis-jenis tumbuhan dikotil diantaranya:
1.
Suku
getah-getahan (Euhorbiaceae),
misalnya: singkong, jarak, karet, puring
Ciri dari suku getah-getahan (Euphorbiaceae)
adalah bila tubuhnya dilukai akan mengeluarkan getah berwarna putih. Beberapa
contoh tumbuhan suku getah-getahan, antara lain:
- Karet, yang diambil getahnya,
- Singkong, diambil umbi akarnya untuk dikonsumsi manusia
sebagai sumber karbohidrat,
- Jarak, diambil bijinya untuk dibuat minyak,
- Puring, merupakan tanaman perdu dan dipelihara sebagai tanaman hias.
2.
Suku
polong-polongan (Leguminosae),
misalnya: putri malu, petai, flamboyan, kembang merak, kacang kedelai, kacang
tanah
Tumbuhan yang masuk dalam suku kacang-kacangan dapat dilihat
pada mahkota bunganya yang berbentuk kupu-kupu. Selain itu, dapat pula dilihat
dari jenis buahnya yang merupakan buah polong dan akarnya yang
berbintil-bintil. Tumbuhan yang termasuk suku kacang-kancangan, antara lain:
- Kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau yang merupakan
sumber protein dan lemak nabati,
- Turi, yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran,
- Orok-orok, yang sangat baik bila dimanfaatkan sebagai
pupuk hijau.
3.
Suku
terung-terungan (Solanaceae),
misalnya: kentang, terong, tomat, cabai, kecubung
Untuk mengetahui suatu tumbuhan masuk dalam
Suku Terung-terungan (Solaneceae) atau tidak, dapat dilihat pada bunga dan
buahnya. Bunga Suku Terung-terungan (Solaneceae) berbentuk bintang atau
terompet sedangkan buahnya merupakan buah buni atau buah kotak. Contoh tumbuhan
Suku Terung-terungan (Solaneceae)adalah:
- Kentang, umbi batangnya merupakan sumber karbohidrat,
- Terung, buahnya dapat dibuat sayur
- Tomat, buahnya sumber vitamin C yang bermanfaat bagi
tubuh,
- Cabai, buahnya dinanfaatkan sebagai bumbu.
4.
Suku
jeruk-jerukan (Rutaceae),
misalnya: jeruk manis, jeruk bali
Tumbuhan Suku Jeruk-jerukan (Rutaceae) berupa
terna atau perdu. Biasanya, bunga Suku Jeruk-jerukan (Rutaceae) berwarna putih
dan berbau harum. Buahnya merupakan buah buni. Tumbuhan ini dipelihara untuk
diambil buahnya. Buah jeruk banyak mengandung vitamin C dan bermanfaat bagi
kesehatan. Contoh Suku Jeruk-jerukan (Rutaceae) adalah limau (Citrus linum) dan
kamkuat (Citrus japonica).
5.
Suku
kapas-kapasan (Malvaceae),
misalnya: kembang sepatu, kapas
umbuhan Suku Kapas-kapasan (Malvaceae) berupa
terna atau perdu. Tumbuhan ini ada yang dijadikan sebagai tanaman hias karena
bunganya indah, misalnya bunga sepatu. Ada pula yang ditanam untuk dimakan,
misalnya okra (hibiscus esculentus). Buah okra yang masih muda dimasak sebagai
sayur. Jenis lainnya adalah pohon kapas (Gossypium arborescens) yang ditanam
untuk diambil seratnya.
6. Suku jambu-jambuan (Mirtaceae), misalnya:
cengkih, jambu biji, jambu air, jambu monyet, jamblang
7. Suku komposit (Compositae), misalnya:
bunga matahari, bunga dahlia, bunga krisan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar